DIFUSI INOVASI KARAMEL SUSU DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK DI KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT
Abstract
Tugas Akhir dilaksanakan mulai tanggal 22 April hingga 25 Juli 2019 di
Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Kecamatan Cilawu memiliki peluang untuk
pengembangan pengolahan susu karena populasi ternak sapi perah berjumlah 2.796
ekor. Namun, peternak sapi perah belum melaksanakan pengolahan susu secara
maksimal.
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan warga
sekitar pada karamel susu, tingkat penerapan teknologi (difusi inovasi) dalam
pembuatan karamel susu, dan menganalisis nilai tambah yang diperoleh dari
pengolahan susu sapi menjadi karamel. Kaji terap ini dilaksanakan dengan
melakukan uji kesukaan terlebih dahulu setelah hasilnya didapat baru dilaksanakan
penyuluhan terhadap resep yang memiliki tingkat kesukaan paling tinggi,
penyuluhan tersebut dilaksanakan dengan metode ceramah dan demonstrasi cara.
Hasil kajian rerata tingkat kesukaan dari ketiga resep terdapat pada P1
dengan resep 100gram sukrosa dan 30gram glukosa, warna karamel yang dihasilkan
cenderung coklat tua, dengan tekstur yang lunak, rasa yang manis, dan bau khas
karamel. Tingkat penerapan inovasi pengolahan susu menjadi karamel termasuk
kategori sedang dengan nilai Me 102,4. Pada aspek inovasi indikator kemungkinan
diamati memiliki nilai tertinggi, pada aspek saluran komunikasi indikator saluran
interpersonal memiliki nilai tinggi, pada aspek waktu difusi inovasi memiliki nilai
tinggi, dan pada aspek anggota sistem sosial responden berada pada kategori early
majority, dan untuk hasil perhitungan B/C karamel susu adalah 1,5 maka dapat
disimpulkan bahwa produk olahan susu menjadi karamel layak dijalankan untuk
meningkatkan pendapatan peternak sapi perah.
Dalam kajian ini saran dari penulis adalah peternak seharusnya sudah mulai
melakukan diversifikasi produk olahan susu untuk meningkatkan pendapatan
peternak, pemerintah setempat harusnya memberi wadah untuk pemasaran produk
agar peternak lebih giat untuk mengolah susu, dan pembentukan KWT agar proses
produksi lebih terkontrol dan terpantau oleh penyuluh.