TINGKAT ADOPSI PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER 2:1 DI KECAMATAN LELEA KABUPATEN INDRAMAYU
Abstract
Teknologi sistem tanam padi jajar legowo super sendiri merupakan teknologi
yang belum cukup lama diperkenalkan oleh penyuluh kepada petani. Pada tahun
2016 teknologi sistem tanam jajar legowo super sudah mulai dikenalkan di
Kabupaten Indramayu (BPTP Jawa Barat, 2016). Akan tetapi hingga saat ini
penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo super masih cukup rendah dengan
tingkat penerapan yang sesuai dengan anjuran sebanyak 35% (Programa
Kecamatan Lelea, 2017). Kegiatan pengkajian dilaksanakan pada 1 Maret hingga
30 Juni 2020, dengan jumlah sampel 87 orang. Penggalian data dilakukan dengan
wawancara, kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta observasi
langsung. Tingkat adopsi petani dianalisis secara deskriptif, faktor-faktor yang
berpengaruh dengan tingkat adopsi dianalisis menggunakan Regresi Linear
Berganda, dan strategi penyuluhan dianalisis menggunakan Kendal’s W.
Berdasarkan hasil pengkajian dari delapan indikator peubah pada tabel yang
memberikan pengaruh signifikan hanya empat indikator saja. Dimana indikator
yang memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi petani dalam
penerapan teknologi jajar legowo super 2:1 adalah (1) sarana dan prasarana, (2)
kelompoktani, (3) kegiatan penyuluhan, (4) akses informasi dan teknologi.
Sedangkan indikator peubah yang tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat
adopsi petani dalam penerapan teknologi jajar legowo super 2:1 adalah (1) umur,
(2) pendidikan formal, (3) lama berusahatani dan (4) luas lahan usahatani. Selain
itu prioritas penyuluhan diutamakan pada aspek: (1) Penggunaan Jajar Legowo,
(2) Penggunaan Bibit Umur Muda, (3) Penerapan Jarak Tanam. Ketiga aspek
tersebut yang palig besar menentukan tingkat adopsi petani terhadap pengggunaan
teknologi jajar legowo.