• Login
    View Item 
    •   DSpace Home
    • Tugas Akhir Jurusan Peternakan
    • Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
    • Tugas Akhir
    • View Item
    •   DSpace Home
    • Tugas Akhir Jurusan Peternakan
    • Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
    • Tugas Akhir
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK MELALUI PENYULUHAN PENGOLAHAN LIMBAH PUPUK BOKASHI DI DESA KAMARANG LEBAK KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON

    Thumbnail
    View/Open
    COVER + BAB I.pdf (3.468Mb)
    Date
    2019-08-03
    Author
    Endrian, Tofan
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pada umumnya petani di perdesaan, selain bertani juga memiliki ternak sebagai sumber pendapatan tambahan untuk keluarganya. Namun mereka biasanya baru sebatas menjual ternak saja. Peternak belum menyadari bahwa mereka dapat mengoptimalkan potensi lain seperti limbah kotoran (feces) untuk dapat menghasilkan pupuk organik yang bernilai ekonomis tinggi. Sumberdaya manusia yang berkualitas dan handal sangat diperlukan dalam mewujudkan kemandirian guna meningkatkan kesejahteraan diri sendiri dan keluarga. Maka diperlukan pembinaan sebagai upaya percepatan sasaran pembangunan mindset dan perubahan perilaku, berupa kemandirian, profesionalisme, jiwa wirausaha, dedikasi tinggi, etos kerja dan wawasan. Bila petani selaku pelaku utama dan pelaku usaha telah memiliki sikap tersebut maka akan mampu mengembangkan usaha tani yang berdaya saing tinggi. Desa Kamarang merupakan desa disalah satu Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon yang memiliki populasi domba kurang lebih 100 ekor. Produksi kotoran domba yang dihasilkan seekor ternak domba setiap harinya adalah 1-2 kg. Jika populasi domba 100 ekor maka limbah feses yang dihasilkan setiap harinya ialah 100-200 kg. Limbah feses ternak di Desa Kamarang belum dimanfaatkan secara optimal, hanya dibiarkan atau bahkan dibuang begitu saja tanpa diolah. Hal ini merupakan potensi besar untuk pembuatan pupuk bokashi serta merupakan potensi yang besar untuk dijadikan peluang usaha untuk meningkatkan pendapatan peternak. Peluang pasar untuk pupuk bokashi pun tersedia mulai dari permintaan petani tanaman hortikultura seperti cabai, Dinas Pertanian serta komplek-komplek perumahan. Maka dari itu perlu upaya atau dorongan untuk merubah pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak mengenai pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk bokashi dari penyuluh setempat sebagai fasilitator dengan langkah memberikan wawasan global serta menciptakan lingkungan agribisnis yang dapat menarik minat dari peternak tersebut. Penugasan akhir dilaksanakan mulai dari 26 April 2019 sampai dengan 26 Juli 2019. Adapun kegiatan yang dilakukan yakni evaluasi awal, pembinaan melalui penyuluhan dengan menggunakan beberapa metode dan evaluasi akhir. Kegiatan penyuluhan dilengkapi dengan melakukan kaji terap berupa perbandingkan pupuk bokashi dengan pupuk kandang yang tidak diolah dengan pengaplikasian pada tanaman sawi, bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan evaluasi antara pupuk kandang dan pupuk bokashi.Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan penyuluhan melalui kuisioner pada Pre test dan Post test dengan menggunakan rumus (Padmowihardjo, 1999), untuk analisis kaji terap menggunakan pengamatan secara deskriptif melalui pengukuran dan penimbangan tanaman yang menjadi pengaplikasian pupuk, untuk analisis agribisnis menggunakan rumus R/C Ratio, B/C Ratio dan BEP ( Break Event Point). Hasil analisis tingkat keefektifan penyuluhan peternak dalam pengolahan limbah pupuk bokashi ialah : aspek pengetahuan 39%, aspek sikap 49% dan aspek keterampilan 69%. Dengan adanya keefektivan penyuluhan maka tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak dapat meningkat. Pelaksanaan kaji terap dilaksanakan dengan membandingkan pupuk bokashi dengan pupuk kandang melalui pengamatan secara deskriptif. Hasil dari pengamatan menunjukan waktu pembuatan bokashi lebih singkat hanya 7 hari, sedangkan pupuk kandang bisa mencapai 2 bulan. Hasil dari pengaplikasian pupuk bokashi ke tanaman sawi menunjukkan bahwa perlakuan memberikan dampak nyata terhadap tinggi tanaman pada 7, 14, 21 dan 28 HST lebih unggul menggunakan bokashi dibandingkan dengan pupuk kandang. Hasil analisis usaha, jika limbah kotoran domba diolah menjadi pupuk bokashi 1000 kg per bulan keuntungan bisa mencapai Rp 431.325 per satu minggu, sedangkan jika dalam 2 bulan keuntungan mencapai Rp 3.450.600 dengan R/C Ratio 1,7 dan usaha pupuk bokashi dapat dikatakan layak untuk dikembangkan. Simpulan dari Tugas Akhir adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak dalam mengolah limbah ternak kambing/domba menjadi bokashi mengalami peningkatan dan kegiatan pengolahan limbah ternak mampu memberikan penghasilan tambahan untuk meningkatkan pendapatan peternak dalam melakukan usaha budidaya kambing/domba.
    URI
    http://repository.polbangtan-bogor.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/317
    Collections
    • Tugas Akhir

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV