UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK MELALUI PENYULUHAN PENGOLAHAN LIMBAH PUPUK BOKASHI DI DESA KAMARANG LEBAK KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON
Abstract
Pada umumnya petani di perdesaan, selain bertani juga memiliki ternak
sebagai sumber pendapatan tambahan untuk keluarganya. Namun mereka
biasanya baru sebatas menjual ternak saja. Peternak belum menyadari bahwa
mereka dapat mengoptimalkan potensi lain seperti limbah kotoran (feces) untuk
dapat menghasilkan pupuk organik yang bernilai ekonomis tinggi. Sumberdaya
manusia yang berkualitas dan handal sangat diperlukan dalam mewujudkan
kemandirian guna meningkatkan kesejahteraan diri sendiri dan keluarga. Maka
diperlukan pembinaan sebagai upaya percepatan sasaran pembangunan mindset
dan perubahan perilaku, berupa kemandirian, profesionalisme, jiwa wirausaha,
dedikasi tinggi, etos kerja dan wawasan. Bila petani selaku pelaku utama dan
pelaku usaha telah memiliki sikap tersebut maka akan mampu mengembangkan
usaha tani yang berdaya saing tinggi.
Desa Kamarang merupakan desa disalah satu Kecamatan Greged
Kabupaten Cirebon yang memiliki populasi domba kurang lebih 100 ekor.
Produksi kotoran domba yang dihasilkan seekor ternak domba setiap harinya
adalah 1-2 kg. Jika populasi domba 100 ekor maka limbah feses yang dihasilkan
setiap harinya ialah 100-200 kg.
Limbah feses ternak di Desa Kamarang belum dimanfaatkan secara
optimal, hanya dibiarkan atau bahkan dibuang begitu saja tanpa diolah. Hal ini
merupakan potensi besar untuk pembuatan pupuk bokashi serta merupakan
potensi yang besar untuk dijadikan peluang usaha untuk meningkatkan
pendapatan peternak. Peluang pasar untuk pupuk bokashi pun tersedia mulai dari
permintaan petani tanaman hortikultura seperti cabai, Dinas Pertanian serta
komplek-komplek perumahan.
Maka dari itu perlu upaya atau dorongan untuk merubah pengetahuan, sikap dan
keterampilan peternak mengenai pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk
bokashi dari penyuluh setempat sebagai fasilitator dengan langkah memberikan
wawasan global serta menciptakan lingkungan agribisnis yang dapat menarik
minat dari peternak tersebut.
Penugasan akhir dilaksanakan mulai dari 26 April 2019 sampai dengan 26
Juli 2019. Adapun kegiatan yang dilakukan yakni evaluasi awal, pembinaan
melalui penyuluhan dengan menggunakan beberapa metode dan evaluasi akhir.
Kegiatan penyuluhan dilengkapi dengan melakukan kaji terap berupa
perbandingkan pupuk bokashi dengan pupuk kandang yang tidak diolah dengan
pengaplikasian pada tanaman sawi, bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan
evaluasi antara pupuk kandang dan pupuk bokashi.Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan
penyuluhan melalui kuisioner pada Pre test dan Post test dengan menggunakan
rumus (Padmowihardjo, 1999), untuk analisis kaji terap menggunakan
pengamatan secara deskriptif melalui pengukuran dan penimbangan tanaman yang
menjadi pengaplikasian pupuk, untuk analisis agribisnis menggunakan rumus R/C
Ratio, B/C Ratio dan BEP ( Break Event Point).
Hasil analisis tingkat keefektifan penyuluhan peternak dalam pengolahan
limbah pupuk bokashi ialah : aspek pengetahuan 39%, aspek sikap 49% dan aspek
keterampilan 69%. Dengan adanya keefektivan penyuluhan maka tingkat
pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak dapat meningkat.
Pelaksanaan kaji terap dilaksanakan dengan membandingkan pupuk
bokashi dengan pupuk kandang melalui pengamatan secara deskriptif. Hasil dari
pengamatan menunjukan waktu pembuatan bokashi lebih singkat hanya 7 hari,
sedangkan pupuk kandang bisa mencapai 2 bulan. Hasil dari pengaplikasian
pupuk bokashi ke tanaman sawi menunjukkan bahwa perlakuan memberikan
dampak nyata terhadap tinggi tanaman pada 7, 14, 21 dan 28 HST lebih unggul
menggunakan bokashi dibandingkan dengan pupuk kandang.
Hasil analisis usaha, jika limbah kotoran domba diolah menjadi pupuk
bokashi 1000 kg per bulan keuntungan bisa mencapai Rp 431.325 per satu
minggu, sedangkan jika dalam 2 bulan keuntungan mencapai Rp 3.450.600
dengan R/C Ratio 1,7 dan usaha pupuk bokashi dapat dikatakan layak untuk
dikembangkan.
Simpulan dari Tugas Akhir adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan
peternak dalam mengolah limbah ternak kambing/domba menjadi bokashi
mengalami peningkatan dan kegiatan pengolahan limbah ternak mampu
memberikan penghasilan tambahan untuk meningkatkan pendapatan peternak
dalam melakukan usaha budidaya kambing/domba.