KEBERDAYAAN PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) JAGUNG DI KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT
Abstract
Kecamatan Leles sebagai salah satu kecamatan yang terletak di Garut
bagian utara memiliki tingkat produktivitas jagung cukup tinggi mencapai 7,5
ton/ha (Programa Kecamatan Leles, 2018). Oleh karena itu, berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas penulis mencoba mengkaji sejauh mana
keberdayaan petani dalam penerapan PTT Jagung di Kecamatan Leles Kabupaten
Garut Jawa Barat.
Tujuan dilaksanakannya Tugas Akhir (TA), untuk mendeskripsikan
keberdayaan petani dalam penerapan PTT jagung, menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh dengan tingkat keberdayaan petani dalam menerapkan PTT jagung,
dan merumuskan strategi yang diterapkan untuk meningkatkan keberdayaan
petani dalam penerapanan PTT jagung di Kecamatan Leles.
Pelaksanaan TA dari tanggal 22 April - 26 Juli 2019 di Kecamatan Leles,
Kabupaten Garut. Dari 11 desa, diambil 3 desa, yaitu Desa Haruman, Desa
Margaluyu dan Desa Sukarame yang terdiri dari 9 kelompoktani tanaman pangan.
Jumlah Populasi sebanyak 300 orang. Sampel yang diambil sebanyak 57 petani
jagung dari 3 desa kajian. Analisis data yang digunakan dalam pengkajian ini
yaitu analisis deskriptif, regresi linier berganda dan Kendall’s W.
Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan petani di
Kecamatan Leles masuk ke kategori sedang. Artinya, penerapan teknologi PTT
jagung di Kecamatan Leles belum menyeluruh. Masih ada petani yang
berbudidaya jagung dengan cara lama. Berdasarkan hasil analisis regresi linier
berganda, R2
(R Square) sebesar 0,412 hal ini berarti 41,2% tingkat keberdayaan
petani dapat dijelaskan oleh variasi dari 2 variabel independen yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Sedangkan 58,8% oleh sebab-sebab lain diluar
variabel yang dikaji. Berdasarkan uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 4,211
dengan probabilitas 0,001. Nilai probabilitas 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Secara parsial, indikator Dukungan Kelembagaan
Petani dari variabel Faktor Eksternal berpengaruh signifikansi pada α = 0,05 yaitu
variabel Faktor Eksternal hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya jauh
dibawah 0,05.
Hasil analisis Kendall’s W bahwa parameter yang harus ditindaklanjuti
yaitu tiga teratas, yang terdiri dari Keterampilan membuat kompos jerami jagung
dengan mean rank 3,07, Pemanfaatan jerami jagung dengan mean rank 3,66, dan
Pemupukan susulan ke 2 dengan mean rank 6,78. Selanjutnya akan dijadikan
materi pada kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di
kelompoktani Wargi Binangkit, Pakasaban dan Mukti Tani III. Frekuensi
penyuluhan sebanyak 6 kali dengan materi PTT jagung, pemanfaatan limbah
jagung dan pembenah tanah.
Hasil pengamatan petak percontohan bahwa terjadi perbedaan laju
pertumbuhan tanaman jagung antara sampel yang diberi perlakuan teknologi
dengan sampel yang tidak diberi perlakuan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi PTT dan asam humat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman secara optimal. Setelah 63 HST – 91 HST terjadi penurunan
pertumbuhan tinggi tanaman, baik sampel yang diberi perlakuan maupun yang
tanpa perlakuan. Juga terlihat penurunan jumlah daun pada 63 HST – 91 HST.
Hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang mengalami kekeringan dan gagal
panen. Lahan tidak memiliki saluran irigasi air maupun sumber air (sumur) yang
memadai untuk berbudidaya.
Berdasarkan hasil kajian, keberdayaan petani dalam pengelolaan PTT
jagung di Kecamatan Leles secara umum berada dikategori sedang. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap keberdayaan petani dalam penerapan PTT jagung di
Kecamatan Leles yaitu indikator Dukungann Kelembagaan Petani, yang menjadi
variabel Faktor Eksternal. Dukungan Kelembagaan berpengaruh positif dan
signifikan dengan nilai 0,567. Strategi yang diterapkan untuk meningkatkan
keberdayaan petani dalam penerapan PTT jagung di Kecamatan Leles yaitu
dengan melakukan kegiatan penyuluhan dan pelaksanaan petak percontohan
dengan menerapkan teknologi PTT jagung beserta pembenah tanah (Humic acid).
Materi yang diberikan pada kegiatan penyuluhan yaitu tentang pemanfaatan
limbah jagung, teknologi PTT jagung dan pembenah tanah.