• Login
    View Item 
    •   DSpace Home
    • Tugas Akhir Jurusan Pertanian
    • D-IV
    • View Item
    •   DSpace Home
    • Tugas Akhir Jurusan Pertanian
    • D-IV
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PEMBERDAYAAN ANGGOTA KELOMPOKTANI DALAM PEMANFAATAN JERAMI PADI SEBAGAI PUPUK BOKASHI DI KECAMATAN SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT

    Thumbnail
    View/Open
    COVER + BAB I.pdf (3.180Mb)
    Date
    2019-07-31
    Author
    Priatna, Kiki Nurfitriani Eka
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Jerami adalah limbah pertanian berupa tangkai dan batang tanaman jenis serealia yang telah dipisahkan dari biji-bijinya. Di Indonesia, jerami merupakan limbah yang besar, tetapi pemanfaatannya masih kurang efektif. Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (2018), Kecamatan Sindangkerta memiliki luas lahan panen padi sawah sebesar 9.732 Ha artinya ada banyak jerami yang dihasilkan. Jerami dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan, seperti pakan ternak, membuat pupuk, dan sebagai penganti mulsa. Akan tetapi sebagian besar petani masih kurang memahami pentingnya pemanfaatan sisa jerami. Petani lebih memilih membakar jerami dalam satu penelitian Sugiyatna (2008) setiap 5-7 ton jerami maka didalamya terdapat kandungan N sebanyak 49 kg. Membakar jerami padi akan mengurangi kandungan unsur hara tanah, bahkan jika terlalu sering membakarnya langsung disawah akan mengakibatkan tanah menjadi keras dan tandus. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana jerami padi dimanfaatakan oleh petani, selain itu engkajian ini juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan dan merumukan strategi untuk meningkatkan pemerdayaan petani. Pengkajian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 April sampai 26 Juli 2019 di Kecamatan Sidangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Sindangkerta terdiri dari 11 desa dan 84 kelompoktani dimana teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam pengkajian ini adalah dengan cara purposive sampling. lokasi atau desa yang dipilih dalam kegiatan penelitian ini dalah Desa Weninggalih, Desa Wangunsari, dan Desa Rancasenggang. Kelompoktani yang dipilih dalam pegkajian ini adalah kelompok Mekar Jaya dengan jumlah anggota 14 orang, kelompok Talaga Hurip sebanyak 14 orang, kelompok Cimanggu 14 orang, kelompok Putri Harapan sebanyak 14 orang. Dalam pengkajian ini adalah dengan penyebaran kuesioner yang berjumlah 40 butir soal yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis yang digunakan dalam pengkajian ini adalah analisis deskriptif, regresi berganda dan Kendall’s W dengan pengolahan data menggunakan SPSS versi 21. Karakteristik petani yang diamati berdasarkan umur, pendidikan dan lama usaha. Subfaktor pemberdayaan itu sendiri dilihat darikemampuan, perubahan sikap, dan pengetahuan yang meningkat. Karakteristik petani berdasarkan usia maka usia sangat produktif sebanyak 19 orang atau 34,54% sedangkan petani yang berada pada kategori produktif sebanyak 36 orang atau 65,46%. Karakteristik petani berdasarkan tingkat pendidikan petani cukup rendah yaitu 6-8 tahun saja dengan persentase 52,73 %. Sedangkan, jika dilihat dari lama usahatani banyak didominasi pada 1-12 tahun yakni sebanyak 30 orang atau 54,55%. Faktor eksternal yang diteliti adalah kegiatan penyuluhan dan fungsi kelompok. Kegiatan penyuluhan dan fungsi kelompok berada pada kategori sedang yang artinya kegiatan penyuluhan dan fungsi kelompok telah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis langsung dilapangan melalui wawancara dengan petani, mereka mempunyai antusias ketika ada kegiatan penyuluhan dan memberikan teknologi baru jika teknologi itu mudah diterapkan maka mereka juga mau menerapkan, akan tetapi jika teknologi itu malah merepotkan petani makan petani tidak mau menerapkan. Untuk kegiatan pembuatan pupuk sendiri petani telah bayak yang mencoba untuk membuat pupuk organik sendiri akan tetapi hasilnya belum berhasil. Sebagian besar petani lebih memilih menggunakan pupuk kimia karena mudah didapat dan murah sehingga tidak membuang waktu untuk membuat pupuk organik sendiri. Kesimpulan dari kegiatan peneitian ini adalah Pemanfaatan jerami di Kecamatan Sindangkerta khususnya di desa Weninggalih, Wangunsari dan Rancasenggang sendiri hanya sebagai pakan ternak dan belum dibuat pupuk bokashi. Mereka beranggapan membuat pupuk organik sendiri lebih lama dan memakan waktu sehingga mereka kurang tertarik.
    URI
    http://repository.polbangtan-bogor.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/194
    Collections
    • D-IV

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV