DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI PENGAIRAN BASAH KERING (PBK) PADA KOMODITAS PADI SAWAH DI DESA SUKARESMI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR
Abstract
Desa Sukaresmi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor merupakan salah
satu wilayah yang memiliki potensi tanaman pangan yaitu padi. Komoditas padi
sawah di Desa Sukaresmi memiliki luas panen 179 Ha dengan capaian
produktivitas sebesar 6,5 ton/Ha (BPS 2016). Penerapan Sistem pengairan yang
digunakan di Desa Sukaresmi adalah sistem pengairan terus menerus. Salah satu
inovasi pada sistem pengairan yang dapat menghemat penggunaan air adalah
inovasi teknologi Pengairan Basah Kering (PBK).
Pengkajian tugas akhir ini akan difokuskan pada difusi inovasi teknologi
Pengairan Basah Kering (PBK) pada komoditas padi sawah di Desa Sukaresmi
Kecamatan Tamansari. Rumusan masalah pada laporan ini yaitu : apa saja elemen
difusi inovasi teknologi Pengairan Basah Kering (PBK), apa saja faktor-faktor
yang berhubungan dengan difusi inovasi teknologi Pengairan Basah Kering
(PBK), dan bagaimana strategi percepatan difusi inovasi teknologi Pengairan
Basah Kering (PBK). Tujuan yang ingin dicapai pada pengkajian ini yaitu :
Menganalisis secara deskriptif elemen-elemen difusi inovasi teknologi Pengairan
Basah Kering (PBK), menganalisis faktor-faktor yang berhubungan, dan
menganalisis strategi percepatan difusi inovasi teknologi Pengairan Basah Kering
(PBK) pada komoditas padi sawah.
Kegiatan pengkajian telah dilaksanakan yang dimulai pada tanggal 09
maret 2020 sampai dengan 31 juni 2020 di Desa Sukaresmi kecamatan Tamansari
Kabupaten Bogor. Populasi yang digunakan merupakan anggota gabungan
kelompok tani Saluyu di desa Sukaresmi yang berfokus pada tanaman padi
dengan jumlah sampel 36 responden. Uji validitas dan reliabilitas telah
dilaksanakan di kecamatan sindangbarang kepada 10 responden, dan didapatkan
50 soal yang dinyatakan valid dan reliable.
Variabel yang digunakan pada pengkajian ini pada variabel terikat adalah
difusi inovasi teknologi Pengairan Basah Kering (PBK) (Y) dengan indikator
berupa Inovasi pengairan basah kering, Saluran Komunikasi, Waktu, dan Sistem
Sosial. Variable bebas (X) berupa Karakteristik petani dengan indikator umur,
luas lahan dan lama berusahatani.dan peran penyuluh dengan indikator
motivator,dinamisator,organisator. Data yang digunakan berupa data sekunden
dan data primer. Analisis data yang digunakan berupa analisis deskrptif, analisis
korelasi, dan analisis Kendal’s W.
Petani responden yang berada di Desa Sukaresmi mayoritas dengan umur
Dewasa akhir (46-53 th), dengan lama berusahatani rendah yaitu 5-14 tahun,
dengan luas lahan rendah yaitu 300m2
-1050m2
. Hasil analisis yang telah
dilakukan melalui pengisian kuesioner diketahui untuk peran penyuluh pada
indikator motivator berada pada kategori sangat tinggi, dinamisator dan
organisator tinggi. Untuk elemen-elemen difusi inovasi teknologi PBK pada
indikator inovasi pengairan basah kering, saluran komunikasi, waktu dan sistem
sosial berada pada kategori tinggi.Berdasarkan hasil analisis korelasi pada variable bebas karakteristik
petani dan peran penyuluh dengan variable terikat difusi inovasi teknologi
Pengairan Basah Kering (PBK), indikator yang memiliki hubungan yaitu lama
berusahatani dengan tingkat korelasi sedang dan tidak searah (Rs=-0,483),
motivator dengan tingkat korelasi rendah dan searah (Rs=0,367), dinamisator
dengan tingkat korelasi sangat kuat dan searah (Rs=0,491), dan organisator
dengan tingkat korelasi sedamg dan searah (Rs=0,573). Strategi difusi inovasi
teknologi Pengairan Basah Kering (PBK) dilihat dari hasil analisis kendall’s W
test dimana pada indikator variable (Y) yaitu inovasi pengairan basah kering
mendaptkan nilai terendah dengan rank 2,28, dengan strategi untuk menigkatkan
nilai rank yaitu melalui pendeketan pada peran penyuluh yaitu indikator motivator
dengan memberikan materi penyuluhan tentang inovasi pengairan basah kering.
Kegiatan penyuluhan dilakukan dirumah masing masing dengan dilakukan
melalui jejaring sosial yang diupload kedalam Youtube dan anjangsana melalui
chatroom WhatsApp agar dapat terjangkau oleh para petani dari rumah masing
masing responden. Hal tersebut dilakukan berdasarkan anjuran pemerintah karena
kondisi wabah covid-19 mengharuskan semua orang untuk stay at home dan
sosial distancing. Petak percontohan pada kajian ini meliputi laporan hasil
pengamatan tanaman padi sawah antara perlakuan sistem pengairan tergenang
dengan sistem pengairan basah kering. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman
dan jumlah anakan tanaman padi.
Dari hasil Pengkajian, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Elemen difusi
inovasi teknologi Pengairan Basah Kering (PBK) didesa Sukaresmi yaitu :
inovasi pengairan basah kering, jejaring komunkasi,waktu,dan sistem sosial
dengan nilai berada pada kategori keseluruhan tinggi. ; 2. faktor faktor yang
berhubugan dengan difusi inovasi teknologi Pengairan Basah Kering (PBK)
adalah lama berusahatani, motivator,dinamisator dan organisator. ; 3. strategi
percepatan difusi inovasi teknologi Pengairan Basah Kering (PBK) yaitu dengan
cara meningkatan kegiatan penyuluhan dan peran penyuluh sebagai motivator,
untuk materi penyuluhan yaitu inovasi pengairan basah kering untuk mempercepat
Difusi Inovasi Teknologi Pengairan Basah Kering (PBK) pada komoditas padi
sawah di Desa Sukaresmi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.