ADOPSI INOVASI PETANIDALAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH (Oryza sativa. L) DI KECAMATAN SINDANGRESMI KABUPATEN PANDEGELANG PROVINSI BANTEN
Abstract
Padi merupakan salah satu komoditas strategis karena mayoritas penduduk
Indonesia mengkonsumsi beras untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi tubuh.
Luas lahan sawah Provinsi Banten pada tahun 2016 seluas 203.123 Ha dan pada tahun
2017 berkurang menjadi seluas 199.408 Ha. Menyempitnya luas pesawahan di Provinsi
Banten menimbulkan penurunan produktivitas 5,63 ton/ha menjadi 5,54 ton/ha atau
turun -0.57 % berbeda dengan Provinsi Bali dengan produktivitas padi hingga 6.07
ton/ha (BPS, 2018). Produktivitas padi di Kecamatan Sindangresmi pada tahun 2018
yang dituliskan pada Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sindangresmi yaitu 5,5
ton/ha. Alternatif dalam upaya peningkatan produktivitas padi sawah pada Kecamatan
Sindangresmi adalah penerapan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumberdaya
pertanian di suatu tempat (spesifik lokasi). Kajian Ini bertujuan 1) mengidentifikasi
karakteristik petani, 2) mengidentifikas faktor-faktor hubungan adopsi inovasi terhadap
pengelolaan tanaman terpadu, 3). Merumuskan kegiatn penyluhan.
Kegiatan kajian adopsi inovasi petani dalam pengelolaan tanaman teradu padi
sawah dilaksanakan pada 22 April 2019 sampai dengan 22 Juli 2019. Adapun desa yang
memiliki kriteria kelompok tersebut adalah Desa Sindangresmi, Campakawarna dan
Bojongmanik. Jumlah populasi dalam kajian ini terdiri atas 175 orang. Hasil hitungan
menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel 64 orang.
Luas keseluruhan Kecamatan Sindangresmi adalah 6.048 Ha, memiliki kondisi
topografi terdiri dari 2 tipe yaitu perbuktian, dan dataran rendah. Daerah pegunungan
mempunyai topografi dengan kemiringan antara 15 % - 20% dan landai terdapat di Desa
Ciodeng, Pasir Tenjo, Pasir Durung dan Desa Kadu Melati.
Jenis tanah Kecamatan Sindangresmi meliputi tanah latosol, podsolik, alluvial,
dan regosol dengan luas lahan sawah 2.163 Ha dan lahan darat 3.885 Ha. Jumlah
penduduk Kecamatan Sindangrsmi sebanyak 21.908 jiwa dan 5.636 diantaranya adalah
keluarga tani. Kelomoktani di Sindangresmi terdapat 94 kelompoktani yaitu 83 kelas
pemula dan 11 kelas lanjut.
Hubungan antara umur (X1.1), pendidikan (X1.2), dan luas lahan (X1.3) terhadap
pengelolaan tanaman terpadu (Y) adalah tidak signifikansi yang diartikan bahwa faktor
karakteristik responden tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap komponen
dasar pengelolaan tanaman terpadu, sehingga tinggi rendahnya usia, pendidikan , dan luas
lahan tidak mempengaruhi usaha budidaya padi dengan menggunakan sistem pengelolaan
tanaman terpadu
Hubungan antara adopsi (X2) dan pengelolaan tanaman terpadu (Y) adalah
signifikansi dan searah yang diartikan tingkat adopsi petani responden mempengaruhi
komponen pengelolaan tanman terpadu. Semakin tinggi responden mengadopsi maka
semakin tinggi pula komponen dasar pengelolaan tanaman terpadu diterapkan.Hal itu
terjadi dikarenakan petani respnden di Kecamatan Sindangresmi telah cukup memahami
di beberapa komponen dasar pengelolaan tanaman terpadu.