ADOPSI INOVASI PETANI TERHADAP PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG DI KECAMATAN BALUBUR LIMBANGAN KABUPATEN GARUT
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi, faktor-faktor yang
mempengaruhi dan strategi peningkatan adopsi petani terhadap pemupukan
berimbang pada tanaman jagung di Kecamatan Balubur Limbangan. Sesuai dengan
kondisi yang terjadi di Kecamatan Balubur Limbangan yaitu 55% petani baru
melaksanakan pemupukan berimbang sesuai rekomendasi pemupukan.
Bertolak dari adanya sikap petani yang tidak mudah menerima adopsi
tersebut maka diperlukan penelitian mengenai faktor-faktor apa yang dapat
mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi tersebut, yang sejak semula
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis mencoba untuk mengkaji terkait adopsi inovasi terhadap pemupukan
berimbang pada tanaman jagung di Kecamatan Balubur Limbangan.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simpen Kaler, Desa Cijolang dan Desa
Pangereunan Kecamatan Balubur Limbangan dengan waktu pelaksanaan mulai dar 22
April 2019 sampai dengan 26 Juli 2019. Dalam pelaksanaan teknik pengumpulan data
yang dilakukan yaitu dengan cara wawancara terstruktur, kuesioner, observasi dan
pengumpulan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif,
regresi linier berganda dan Kendall’s W menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan
SPSS.
Variabel yang diteliti adalah faktor internal yang terdiri dari umur,
pendidikan, luas lahan dan lama berusaha tani. Serta variabel faktor eksernal yang
terdiri dari peran penyuluh, sarana dan prasarana, sumber informasi dan dukungan
kelembagaan tani.
Hasil penelitian menunjukkan : 1) Tingkat adopsi petani terhadap pemupukan
berimbang pada tanaman jagung termasuk pada kategori relatif sedang dengan
persentase adopsi 67,55%.; 2) Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi adopsi
teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung (umur, pendidikan, luas lahan,
lama berusaha tani, peran penyuluh, sarana dan prasarana, sumber informasi dan
dukungan kelembagaan tani) secara bersama-sama berpengaruh sebesar 48,3%.
Sedangkan, jika melihat secara parsial faktor yang berpengaruh hanya luas lahan dan
dukungan kelembagaan tani. 3) Strategi yang dapat meningkatkan tingkat adopsi
teknologi pemupukan berimbang pada tanaman jagung oleh petani adalah dengan
melakukan penyuluhan. Berdasarkan hasil analisis, nilai mean rank terendah terdapat
pada indikator implementasi. Sehingga harus dilakukan penyuluhan mengenai konsep
pemupukan berimbang, penggunaan BWD dan pengujian tanah menggunakan PUTK.
Metode yang digunakan adalah ceramah, demonstasi cara, diskusi dan pembagian
leaflet. Media yang digunakan yaitu peta singkap dan leaflet.
Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengkajian ini adalah adopsi inovasi
petani terhadap pemupukan berimbang pada tanaman jagung di Kecamatan Balubur Limbangan termasuk pada kategori sedang dengan persentase adopsi 67,55%. Hal ini
disebabkan oleh petani masih belum menerapkan pemupukan berimbang dengan baik
dan benar secara merata. Diketahui bahwa faktor yang berpengaruh terhadap adopsi
petani terhadap pemupukan berimbang pada tanaman jagung yaitu luas lahan dan
dukungan kelembagaan tani. Indikator yang perlu ditindaklanjuti dalam kegiatan
penyuluhan pada variabel tingkat adopsi petani adalah indikator implementasi pada
pemupukan berimbang dengan meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat adopsi serta melalui petak percontohan.
Setelah adanya strategi pemecahan masalah, diharapkan petani dapat
menerapkan teknologi pemupukan berimbang secara menyeluruh karena memiliki
keuntungan untuk menghemat penggunaan pupuk. Selain itu, diperlukan kerjasama
dari kelembagaan penyuluhan setempat dan penyuluh untuk meningkatkan tingkat
adopsi petani dalam penerapan pemupukan berimbang melalui peningkatan
pertemuan kelompok serta adanya keaktifan dari kedua belah pihak.