KARAKTER FOTOSINTESIS GENOTIPE TOMAT SENANG NAUNGAN PADA INTENSITAS CAHAYA RENDAH
Date
2016-08-26Author
Sulistyowati, Dwiwanti
Chozin, Muhammad Ahmad
Syukur, Muhammad
Melati, Maya
Guntoro, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman tomat di Indonesia adalah melalui sistem tanam tumpangsari atau agroforestri. Namun, dalam sistem tanam tumpangsari tanaman sela mengalami defisit cahaya karena ternaungi oleh tanaman lain. Defisit cahaya menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat sehingga berpengaruh terhadap metabolisme. Beberapa jenis tanaman mampu beradaptasi terhadap defisit cahaya sehingga tumbuh di bawah kondisi naungan. Tujuan penelitian
ini adalah mempelajari karakter fotosintesis genotipe tomat senang naungan pada intensitas cahaya rendah. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015. Percobaan menggunakan rancangan acak petak tersarang yang diulang tiga kali. Faktor pertama terdiri atas dua taraf naungan, yaitu tanpa naungan (0%) dan naungan 50%. Faktor kedua berupa tiga kelompok genotipe tomat terdiri atas senang naungan, toleran,
dan peka. Pengamatan dilakukan terhadap komponen hasil berupa jumlah buah, bobot buah, dan produksi pertanaman. Peubah pengamatan fisiologi meliputi kandungan total klorofil, klorofil a, klorofil b, rasio klorofil a/b, antosianin, karoten, laju fotosintesis, konduktansi stomata, konsentrasi CO2 internal daun, kandungan pati, dan gula daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe tomat senang naungan jika berada pada kondisi ternaungi akan memiliki karakter fotosintesis berupa peningkatan kadar klorofil b lebih tinggi dibandingkan klorofil a, dan rasio klorofil a/b yang lebih rendah dibandingkan kelompok genotipe yang lain. Genotipe senang naungan memiliki konsentrasi CO2 internal daun lebih tinggi sehingga mampu mempertahankan laju fotosintesis tetap lebih tinggi walaupun terjadi penurunan konduktansi stomata. Adanya kandungan gula daun yang lebih tinggi, mengakibatkan produksi pertanaman genotipe senang naungan meningkat ketika ditanam di bawah naungan.